Minggu, 22 Januari 2017

Ketika Harus Memilih



"When We Have To Choose" Ini adalah bahasa lisan ilmiah yang mendunia, lebih tepatnya bahasa yang secara umum di gunakan di era globalisasi saat ini (Bhs. Inggris) #biarkeren. "Ketika Kita Harus Memilih" Ya...! setiap manusia memang dihadapakan dengan pilihan yang harus tetap dipilih. Peranan kata hati dalam hal ini sangatlah penting dimana setiap manusia harus mendengarkan kata hatinya ketika memilih apa yang dipilihnya. Namun terkadang ada juga manusia tak menghiraukan apa yang menurut kata hatinya, sehingganya dampak atas pilihan itu sering kali tak sesuai dengan apa yang di harapkan. 

Dalam ilmu psikologi kata hati sama halnya dengan suara hati, yang berdekatan dengan bagaiman kepribadian atau personality setiap manusia itu sendiri, sehingga dalam menentukukan setiap keputusan seharusnya lebih mengandalkan suara hati (conscience) yang berisi apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. Memang kepribadian setiap manusia adalah tak sama dan jelas berbeda, dan mungikn ini mewakili teori penciptaan manusia bahwa, "Tuhan menciptakan makhluk hidup paling sempurna (manusia) namun memberikan porsi kesempurnaan yang berbeda dengan tujuan agar manusia dapat berfikir dan berlomba-lomba dalam mencapai kesempurnaan itu". 

Memilih, bukan berarti kita menampakkan pribadi yang penuh dengan pertimbangan. Akan tetapi memilih adalah bagaimana sikap kita terhadaap apa yang akan kita tentukan sebagai pilihan, dengan rasa inkonsisten yang tentu sulit untuk kita hindari. Perasaan yang demikian, ini harus menjadi perhatian khusus bagi kita sebagai manusia yang pada dasarnya juga mengandalkan logika sebagai fondasi uatama dalam menentukan pilihan. 

Dalam literasi psikologi lainnya, juga menjelaskan bahwa memang manusia adalah makhluk individual yang tentunya dalam menentukan segala sesuatu adalah manusia itu sendiri. Ini menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki hak individual dalam menentukan pilihan berdasarkan bagaimana keadaan pribadi manusia itu sendiri.

Jika kita memutuskan untuk menjalankan suatu rencana maka sudah menjadi seharusnya untuk selalu siap menghadapi masalah yang mungkin datang tiba-tiba,sesuatu yang tidak kita rencanakan sebelumnya.Ini bukan berarti masalah tersebut adalah suatu alasan untuk kita berhenti menjalani rencana tersebut.Justru hal tersebut merupakan “anak tangga” yang sedang kita tapaki satu persatu. 

Ketika manusia diahadapkan dengan rasa dilema, sulit untuk menentukan pilihan, dan bingung dalam mengambil keputusan, maka janganlah sesekali kita meragukan kata hati. Karena, hati adalah sahabat sejati yang tak pernah mengingkari, membohongi dan selalu mengatakan apa yang terbaik bagi diri kita sendiri. Pada akhirnya, tidak mengikuti kata hati sama halnya dengan membohongi diri dan mengingkari hati nurani. 

Menentukan sebuah pilihan tidaklah mudah, kadang jadi dilema, dan butuh waktu yang tidak sedikit untuk berfikir menentukan sebuah pilihan. Dan berani menentukan pilihan itulah pemenang , dan lari dari kenyataan adalah pecundang. Jangan takut untuk menentukan sebuah pilihan walau penuh resiko.Karena hidup adalah keberanian untuk menentukan sebuah pilihan, dan berani menanggung resiko. Semuanya tergantung bagaimana cara kita menyikapinya Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Menentukan sebuah pilihan tidaklah mudah, kadang jadi dilema, dan butuh waktu yang tidak sedikit untuk berfikir untuk menentukan sebuah pilihan. Memilih untuk memilah, memilah untuk menentukan, dan menentukan untuk menjadi sebuah keputusan. 

catatan penting untuk kita semua.
#bulatkan&ambilhkeputusan 
Menentukan sebuah pilihan tidaklah mudah, kadang jadi dilema, dan butuh waktu yang tidak sedikit untuk berfikir menentukan sebuah pilihan. Dan berani menentukan pilihan itulah pemenang , dan lari dari kenyataan adalah pecundang. Jangan takut untuk menentukan sebuah pilihan walau penuh resiko.Karena hidup adalah keberanian untuk menentukan sebuah pilihan, dan berani menanggung resiko. Semuanya tergantung bagaimana cara kita menyikapinya Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Kamis, 19 Januari 2017

Sawang Sinawang #FilosofiHidup


huruf A inisial Alan  ;)

Oleh: Komaruddin Hidayat

DALAM frase Jawa dikenal istilah sawang sinawang yang dalam bahasa psikologi disebut persepsi. Kita mengenal dan menilai orang di sekitar kita mungkin sekali lebih banyak berdasarkan persepsi, dimulai dengan melihat dan mendengar apa kata orang. Terlebih sekarang berita dan gosip lewat medsos (media sosial) telah menjadi konsumsi sehari-hari, sehingga apa yang kita katakan dan nilai tentang orang lain tak lebih hanya persepsi.

Orang saling memandang, menduga-duga, lalu disimpulkan sendiri. Seterusnya disebar lewat medsos semacam Twitter, Facebook atau Whatsapp. Mungkin sekali asupan pikiran lewat medsos itu tak ubahnya junkfood, makanan yang tak lagi bergizi meskipun bergairah melahapnya serta murah harganya. Jika disebut murah sesungguhnya juga tidak karena kita membayar pulsa dan membuang waktu hanya untuk bergosip.

Saya mengamati beberapa orang yang ikut WAG, Whatsapp group, lebih dari lima. Setiap hari pesan yang masuk bisa di atas 500. Bayangkan saja, berapa lama waktu untuk membaca dan merespons, belum lagi mesti berpikir dan menuliskannya dengan jari. Menulis pesan pendek lewat medsos biasanya dilakukan terburu-buru, sambil lalu, dan tidak mendalam. Tidak juga terstruktur dengan baik logika dan bahasanya.

Jika hal ini menjadi kebiasaan yang mentradisi, sangat mungkin membuat otak kita tidak terlatih berpikir dan menulis secara sistematis, reflektif dan mendalam. Dan ini kurang bagus dampaknya bagi remaja kita. Mereka juga tidak terbiasa membaca novel yang tebal-tebal. Padahal novel yang bagus sangat membantu untuk mengembangkan imajinasi dan menambah wawasan hidup. Juga memperkaya khazanah berbahasa yang indah.

Sebagian besar isi otak dan rekaman emosi kita jangan-jangan produk persepsi, bukan hasil informasi ilmiah ataupun informasi yang sahih dan valid. Jika betul demikian keadaannya, sungguh disayangkan. Kalau kita beli flashdisk, tentu yang hendak kita rekam dan simpan adalah memori yang baik-baik dan berguna. Ketika kita membeli lemari pakaian, yang kita simpan pakaian yang bersih dan ditata rapi. Apa yang terjadi jika pakaian kotor dan sampah yang kita simpan? Pasti bau dan tidak sehat.

Ungkapan sawang sinawang dalam bahasa Jawa memiliki nilai positif, ketika didasari sikap bersangka baik pada orang lain. Bahwa kita tidak baik cepat-cepat menilai dan menghakimi orang lain hanya berdasar kesan dan penglihatan. Hanya berdasar kata orang. Tetapi kita juga tidak dibenarkan menyelidiki serba ingin tahu kehidupan pribadi seseorang.

Oleh karena itu, bersangka baik lebih didahulukan dan diutamakan ketimbang bersangka buruk. Lebih dari itu, jangan mudah silau dan iri melihat orang lain yang kelihatannya mewah dan gemerlap hidupnya. Urip iku sawang sinawang. Hidup itu hanya saling memandang dan menduga-duga. Di balik gemerlap hidup seseorang, pasti menyimpan problem yang disembunyikan, karena tak ada kehidupan tanpa problem.

Sebaliknya, kita seringkali terkecoh dengan penampilan seseorang yang kelihatannya miskin atau sederhana, ternyata dia memiliki kekayaan materi berlimpah atau kebahagiaan hidup yang tidak kita miliki. Oleh karenanya, mengingat hidup ini saling sawang sinawang, maka ojo gumunan. Jangan mudah kagum terhadap penampilan seseorang. Jangan mudah silau lalu bersikap minder atau kecil hati. Jangan mudah kecil hati.

Ojo kagetan. Jangan mudah kaget melihat dan bertemu seseorang yang penampilan awalnya memukau. Melihat rumahnya mewah bak istana. Kita tidak tahu persis kehidupan sejatinya di balik itu semua. Ojo dumeh. Jangan bersikap mentang-mentang. Sombong dan tinggi hati. Roda kehidupan ini senantiasa berputar. Ada kalanya di atas, lain kesempatan di bawah. Makanya bersikaplah wajar. Urip sak madyo. Hidup tidak banyak tingkah, agar tidak mengundang kesan dan komentar yang Anda sendiri tidak senang jika mendengarnya.

Demikianlah, tulisan singkat ini muncul terstimulasi oleh lingkungan sosial yang seringkali asyik bergunjing membicarakan pesan singkat, kutipan dan gambar yang beredar di medsos. Di antara pesan-pesan dan kutipan-kutipan itu banyak pula yang bagus, berisi kutipan ayat-ayat suci, kalimat bijak dan gambar yang mengundang aha!. Namun jangan-jangan semua itu easy come, easy go. Tak sempat dicerna dan direkam mendalam dalam hati dan pikiran, bagaikan angin lalu atau air lewat. Yang tersisa hanya sedikit.

Koran SINDO, 15 Juli 2016
Komaruddin Hidayat | Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah